Assalamualaikum temen" kali ini saya akan berbagi tentang bagaimana cara menghitung subnetting, sebelum menghitung yuk cari tau dulu apa itu subnetting???
Lets Gooooo.....
"Pengertian Subnetting"
Subnetting adalah teknik memecah suatu jaringan besar menjadi jaringan yang lebih kecil dengan cara mengorbankan bit Host ID pada subnet mask untuk dijadikan Network ID baru. Subnetting merupakan teknik memecah network menjadi beberapa subnetwork yang lebih kecil. Subnetting hanya dapat dilakukan pada IP addres kelas A, IP Address kelas B dan IP Address kelas C. Dengan subnetting akan menciptakan beberapa network tambahan, tetapi mengurangi jumlah maksimum host yang ada dalam tiap network tersebut.
Tujuan Subnetting
Tujuan dari subnetting adalah sebagai
berikut:
1.
Untuk mengefisienkan pengalamatan
(misal untuk jaringan yang hanya mempunyai 10 host, kalau kita menggunakan
kelas C saja terdapat 254 – 10 =244 alamat yang tidak terpakai).
2.
Membagi satu kelas network atas
sejumlah subnetwork dengan arti membagi suatu kelas jaringan menjadi
bagian-bagian yang lebih kecil.
3.
Menempatkan suatu host, apakah berada
dalam satu jaringan atau tidak. Menempatkan suatu host, apakah berada dalam
satu jaringan atau tidak.
4.
Untuk mengatasi masalah perbedaaan
hardware dengan topologi fisik jaringan.
5.
Untuk mengefisienkan alokasi IP
Address dalam sebuah jaringan supaya bisa memaksimalkan penggunaan IP Address.
6.
Mengatasi masalah perbedaan hardware
dan media fisik yang digunakan daam suatu network, karena Router IP hanya dapat
mengintegrasikan berbagai network dengan media fisik yang berbeda jika setiap
network memiliki address network yang unik.
7.
Meningkatkan security dan mengurangi
terjadinya kongesti akibat terlalu banyaknya host dalam suatu network.
Fungsi Subnetting
Fungsi subnetting antara lain sbb:
- Mengurangi lalu-lintas jaringan, sehingga data yang lewat di perusahaan tidak akan bertabrakan (collision) atau macet.
- Teroptimasinya unjuk kerja jaringan.
- Pengelolaan yang disederhanakan.
- Membantu pengembangan jaringan ke arah jarak geografis yang menjauh,
Mengenal Teknik Subnetting
Misalkan disebuah perusahaan terdapat
200 komputer (host). Tanpa menggunakan subnetting maka semua komputer (host)
tersebut dapat kita hubungkan kedalam sebuah jaringan tunggal dengan perincian
sebagai berikut:
Misal kita gunakan IP Address Private
kelas C dengan subnet mask defaultnya yaitu 255.255.255.0 sehingga perinciannya
sebagai berikut:
Network Perusahaan
Alamat Jaringan : 192.168.1.0
Host Pertama : 192.168.1.1
Host Terakhir : 192.168.1.254
Broadcast Address : 192.168.1.255
Alamat Jaringan : 192.168.1.0
Host Pertama : 192.168.1.1
Host Terakhir : 192.168.1.254
Broadcast Address : 192.168.1.255
Misalkan diperusahaan tersebut
terdapat 2 divisi yang berbeda sehingga kita akan memecah network tersebut
menjadi 2 buah subnetwork, maka dengan teknik subnetting kita akan menggunakan
subnet mask 255.255.255.128 (nilai subnet mask ini berbeda-beda tergantung
berapa subnetwork yang akan kita buat) sehingga akan menghasilkan 2 buah blok
subnet, dengan perincian sebagai berikut:
Network Divisi A :
Alamat Jaringan / Subnet A : 192.168.1.0
Host Pertama : 192.168.1.1
Host Terakhir : 192.168.1.126
Broadcast Address : 192.168.1.127
NetworDivisi B :
Alamat Jaringan / Subnet B : 192.168.1.128
Host Pertama : 192.168.1.129
Host Terakhir : 192.168.1.254
Broadcast Address : 192.168.1.255
Dengan demikian dengan teknik subnetting akan terdapat 2 buah subnetwork yang masing-masing network maksimal terdiri dari 125 host (komputer). Masing-masing komputer dari subnetwork yang berbeda tidak akan bisa saling berkomunikasi sehingga meningkatkan security dan mengurangi terjadinya kongesti. Apabila dikehendaki agar beberapa komputer dari network yang berbeda tersebut dapat saling berkomunikasi maka kita harus menggunakan Router.
Subnet Mask
Subnetmask digunakan untuk membaca
bagaimana kita membagi jalan dan gang, atau membagi network dan hostnya.
Address mana saja yang berfungsi sebagai SUBNET, mana yang HOST dan mana yang
BROADCAST. Semua itu bisa kita ketahui dari SUBNET MASKnya. SUBNET MASK DEFAULT
ini untuk masing-masing Class IP Address adalah sbb:
Class
|
Oktet Pertama
|
Subnet Mask Default
|
Private Address
|
A
|
1 – 127
|
255.0.0.0
|
10.0.0.0 – 10.255.255.255
|
B
|
128 – 191
|
255.255.0.0
|
172.16.0.0 – 172.31.255.255
|
C
|
192 – 223
|
255.255.225.0
|
192.168.0.0 – 192.168.255.255
|
Subnetmask diperlukan oleh TCP/IP untuk menentukan apakah suatu jaringan yang dimaksud adalah termasuk jaringan lokal atau non lokal.
Network ID dan host ID di dalam IP address dibedakan oleh penggunaan subnet mask. Masing-masing subnet mask merupakan pola nomor 32-bit yang merupakan bit groups dari semua (1) yang menunjukkan network ID dan semua nol (0) menunjukkan host ID dari porsi IP address.
Kelas IP Address
|
BIT SUBNET (Default)
|
SUBNETMASK (Default)
|
A
|
11111111 00000000 00000000 00000000
|
255.0.0.0
|
B
|
11111111 11111111 00000000 00000000
|
255.255.0.0
|
C
|
11111111 11111111 11111111 00000000
|
255.255.255.0
|
Jangan bingung membedakan antara
subnet mask dengan IP address. Sebuah subnet mask tidak mewakili sebuah device
atau network di internet. Subnet mask digunakan untuk menandakan bagian mana
dari IP address yang digunakan untuk menentukan network ID. Anda dapat langsung
dengan mudah mengenali subnet mask, karena octet pertama pasti 255, oleh karena
itu 255 bukanlah octet yang valid untuk IP address class.
Terdapat aturan-aturan dalam membuat Subnet Mask:
Angka minimal untuk network ID adalah 8 bit. Sehingga, oktet pertama dari subnet pasti 255.
Angka minimal untuk network ID adalah 8 bit. Sehingga, oktet pertama dari subnet pasti 255.
1.
Angka maksimal untuk network ID adalah
30 bit. Anda harus menyisakan sedikitnya 2 bit untuk host ID, untuk mengizinkan
paling tidak 2 host. Jika anda menggunakan seluruh 32 bit untuk network ID,
maka tidak akan tersisa untuk host ID. Ya, pastilah nggak akan bisa. Menyisakan
1 bit juga tidak akan bisa. Hal itu disebabkan sebuah host ID yang semuanya
berisi angka 1 digunakan untuk broadcast address dan semua 0 digunakan untuk
mengacu kepada network itu sendiri. Jadi, jika anda menggunakan 31 bit untuk
network ID dan menyisakan hanya 1 bit untuk host ID, (host ID 1 digunakan untuk
broadcast address dan host ID 0 adalah network itu sendiri) maka tidak akan ada
ruang untuk host sebenarnya. Makanya maximum network ID adalah 30 bit.
2.
Karena network ID selalu disusun oleh
deretan angka-angka 1, hanya 9 nilai saja yang mungkin digunakan di tiap octet
subnet mask (termasuk 0). Tabel berikut ini adalah kemungkinan nilai-nilai yang
berasal dari 8 bit.
BINARY OCNET
|
DECIMAL
|
00000000
|
0
|
10000000
|
128
|
11000000
|
192
|
11100000
|
224
|
11110000
|
240
|
11111000
|
248
|
11111100
|
252
|
11111110
|
254
|
11111111
|
255
|
Penghitungan Subnetting
Penghitungan subnetting bisa dilakukan
dengan dua cara, cara binary yang relatif lambat dan cara khusus yang lebih
cepat. Pada hakekatnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berkisar di
empat masalah yaitu:
- Jumlah Subnet.
- Jumlah Host per Subnet.
- Blok Subnet.
- Alamat Host- Broadcast.
Penulisan IP address umumnya adalah dengan 192.168.1.2. Namun adakalanya ditulis dengan 192.168.1.2/24 artinya bahwa IP address 192.168.1.2 dengan subnet mask 255.255.255.0. Lho kok bisa seperti itu? Ya, /24 diambil dari penghitungan bahwa 24 bit subnet mask diselubung dengan binari 1. Atau dengan kata lain, subnet masknya adalah: 11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0). Konsep ini yang disebut dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing) yang diperkenalkan pertama kali tahun 1992 oleh IEFT.
Sumber Referensi :
http://hanafi-richi-ramadhan.blogspot.co.id/2014/05/materi-tentang-subnetting.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar